Wednesday, April 4, 2012

MY 3RD TASK (SETUJU ATAU TIDAK KALAU BBM NAIK?)

YOO YOO YOO IMMA BACK HAHAHAHA

okelah disini gw kembali dengan membawa tugas, yuhuuuu~
jadi tugasnya ini gw mah di suruh ngasih pendapat setuju atau gak kalau BBM naik??

*mulai pake bahasa formal yah*
Jujur secara pribadi saya mah setuju-setuju aja kalau BBM naik, Alasannya??
hmm gini, menurut saya kalau misalnya harga BBM di naikin dan memang bener-bener buat kepentingan, kemajuan dan segala tetek bengek-nya demi Indonesia saya sih setuju-setuju aja toh demi kepentingan negara tercinta kita ini supaya 'getting better than before' lah istilahnya, lagian setau saya
harga eceran pun lebih mahal kan di banding harga BBM yang ada di SPBU contohnya kayak di Samarinda ini, Harga BBM di SPBU Rp 4.500/liter sedangkan BBM eceran di bandrol dengan harga Rp 5.000/liter dan ada juga yang Rp 6.000/liter dan masyarakat gak ada yang ngeluh soal itu toh BBM juga pernah naik kan pas masa-masa jayanya SBY-JK dulu tahun 2005 dan 2008 kalau gak salah, nah disitu rakyat anteng-anteng aja BBM naik lagian pas BBM naik tahun 2005 itu langsung di kompensasi dengan Bantuan Langsung Tunai (BLT), kemudian terjadi kenaikan lagi pas tahun 2008 dan rakyat-pun yah gak terlalu mempermasalahkan hal itu. 

Tapi, kenapa di tahun ini rakyat pada marah yah BBM naik?? nah tadi kebetulan sebelum nulis ini saya tanya-tanya dulu ke om google dan saya menemukan artikel yang berkaitan dengan ini yang katanya (saya kutip dari artikel INI
"Rakyat marah bukan karena BBM akan jadi mahal tetapi mereka marah karena mereka sudah tidak mengenal sosok presidennya, karena SBY mulai jauh dari rakyatnya. Ada beberapa sebab: 
1. Partai koalisi pendukung SBY-Boediono sudah retak sebelum ada rencana kenaikan BBM. Pemain utamanya adalah Golkar dan PKS. Keretakan koalisi ini kemudian dimanfaatkan oleh media massa yang dekat dengan Golkar untuk mempropagandakan sentimen anti SBY. Stasiun TV dan koran-koran tertentu (anda tahu sendirilah) sibuk menjelek-jelekkan SBY tanpa henti. Media massa yang dekat dengan Partai Demokrat seakan tak berdaya dalam perang pencitraan ini. Propaganda tersebut relatif berhasil. SBY makin dibenci rakyatnya sendiri.

Di tahun 2005 dan 2008 koalisi masih rukun dan belum ada propaganda anti-SBY seperti sekarang sehingga harga BBM berhasil dinaikkan tanpa resistensi berarti. Bagaimana di tahun 2012? Koalisi retak. Rakyat makin benci dengan SBY. Menaikkan harga BBM dalam kondisi seperti ini ibarat nekat masuk ke dalam sumur padahal dia tahu ada seekor buaya menunggu di dalam.

2. SBY terlena dengan pujian dari dunia internasional, tapi lupa dengan makian dari rakyatnya sendiri. Sehingga Rakyat dan SBY sangat berjarak. Inilah sebab kenapa kenaikan harga BBM tahun ini disambut dengan luapan kemarahan. Rakyat bukan marah karena harga BBM naik, Rakyat hanya kesal dengan SBY yang dirasa menghabiskan waktunya dengan pidato sana-sini dan bikin lagu. BBM hanya pemicu. Dan kebetulan pemicunya adalah minyak, dipantik sedikit saja akan jadi kobaran liar."
Hmm, sepertinya saya setuju deh dengan kutipan di atas, memang yang membuat para Rakyat khususnya Mahasiswa demo itu bukan karena harga BBM-nya yang naik, mereka cuma ingin apa yah istilahnya, kayak memberontak supaya SBY itu sadar kalau sebenernya mereka pingin SBY itu kayak dulu, seandainya SBY seperti dulu dimasa jaya-jayanya dia mungkin gak bakalan ada aksi demo sana-sini untuk menolak kenaikan harga BBM itu seperti di tahun 2005 dan 2008 itu. (maap yah udah salah sangka sama para pendemo  karena sempat kesal dan sempat nyumpah juga sih pas masa-masa demo beberapa hari yang lalu itu habis bikin jalanan yang setiap harinya dilalui untuk ke kampus jadi musti muter-muter kan kesel tuh jatohnya ckckck)

Dan keputusan akhirnya BBM-pun tidak jadi naik pada tanggal 1 April silam, tapi tidak menutup kemungkinan juga bahwa harga BBM bisa naik sewaktu-waktu, seperti yang SBY utarakan pada malam pidato tanggal 31 Maret lalu. Menurutnya, pemerintah masih akan mencari opsi-opsi lain untuk menghindari beban anggaran pemerintah. Sehingga, kenaikan BBM merupakan opsi terakhir. semua itu bertujuan untuk menjaga perekonomian indonesia isu kebijakan APBN yang tersebar luaspun ia bahas dan menerangkan makna pasal 7 ayat 6A. makna tersebut adalah : pemerintah berwenang / membolehkan menaikan harga BBM jika menghadapi kondisi yang terpaksa, sehingga pemerintah terus mencarmati harga minyak dunia minggu demi minggu, apakah harus di naikan atau tetap bertahan ( Klausul tambahan dalam APBNP 2012 memberikan peluang pemerintah menaikkan dan menurunkan harga BBM bila harga minyak mentah Indonesia mengalami kenaikan atau turun rata-rata 15 persen dalam waktu 6 bulan terakhir. )
ia memastikan jika suatu keadaan memaksa naiknya harga BBM maka akan diadakan bantuan untuk warga miskin dan penghasilan rendah, dan ia juga memberikan instruksi pada masyarakat untuk menjaga perekonomian kita.

Oke sekian dan terima kasih :D



No comments:

Post a Comment